Pages

Selasa, 10 September 2013

Cerpen "Love"


Maafin gue yang telat ini! :( Sorry yah udah ngaret lama banget, sekarang waktunya ngepost lagi nih! selamat membaca :)




                  Love


Aku akan selalu menjadi fans nomor 1 mu, karena setiap melihatmu bernyanyi diatas panggung itu, hatiku akan bersorak-sorak lebih kencang dari sorakan ribuan fans-mu, aku juga akan menjadi pahlawanmu, jika ada orang yang berani mencoba melukaimu, sebut saja namaku, aku akan datang dan menolongmu, tak kan kubiarkan seseorang menyentuhmu bahkan sehelai rambutpun , mungkin ini karena aku jatuh terlalu dalam dan masuk dalam perangkap pesonamu, mungkin karena jarak tubuh ini yang menyebabkan hatiku sakit setiap merindukanmu, mungkin juga karena aku telah terlalu mencintaimu, lebih dari apapun yang pernah kurasakan.



Sudah 5 tahun kita saling kenal, sungguh lucu mengingat kejadian apa saja yang telah ku lewati denganmu, senyuman manis dan rengekan manjamu tak pernah bisa kulupakan meski hanya sedetik, semua berawal saat keluargamu datang untuk mengunjungi nenek, seorang nenek tua yang sangat baik hati, nenekmu telah ku anggap sebagai nenekku juga, entah apa yang membuat nenek itu betah tinggal di desa terpencil seperti ini, tanpa mobil, motor ataupun alat elektronik lainnya, yang ada hanya radio tua yang kadang tak berfungsi. 



Pertemuan singkat kita dikebun strawberry  itu berhasil menciptakan percikan-percikan aneh, membuat jantungku berdebar 3 kali lebih cepat, menghasilkan perasaan kaku dan canggung namun sangat nyaman, mungkinkah ini cinta pada pandangan pertama? Wajah bulat dengan mata besar, hidung mancung dan bibir tipis berwarna merah itu sangat serasi dengan kulit putihmu, membuat pupil mataku melebar meski kurasa cahaya masih cukup terang  mengingat saat itu masih pagi. Meski dinginnya angin dan embun terasa menusuk kulit hingga ketulang, tapi anehnya saat itu aku merasa hangat.



Desiran darahku semakin melaju saat kamu menyadari aku yang sedang menatapmu, refleks aku segera melengkungkan bibirku hingga membentuk senyuman tulus, melihat tingkah konyolku kamu malah tertawa sekeras-kerasnya, sungguh! aku telah jatuh cinta. Seorang gadis kota yang tak pernah kukenal, datang dan merebut hatiku tanpa bisa kucegah.



Sudah menjadi kegiatan rutinku untuk membantu nenek memetik strawberry, tulangnya yang mulai rapuh tidak memungkinkannya untuk memetik lagi, dan aku tidak keberatan membantu nenek karena beliaulah yang telah membantu keluargaku, mungkin jika tidak ada dia, ibuku telah meninggal saat melahirkan adik bungsuku. Setiap pagi sebelum mentari muncul dari bukit itu aku akan selalu memetik strawberry yang sudah matang dan berwarna merah. Tapi semua berubah saat kamu datang membantuku , saat kutanya ternyata nenek yang menyuruhmu untuk membantu , meski begitu itu tidak bisa membuat kebahagiaanku luntur , karena saat itu dapat kurasakan tatapan tulusmu kepada ku meskipun aku hanya laki-laki desa yang sederhana.



Sekarang tubuhku terdiam, seakan menolak otak yang sedari tadi mendorongku untuk mendekati asal suara itu, melihat gadis didepanku aku tak habis pikir apakah yang barusan aku dengar adalah suatu maha karya Tuhan, suara emas yang membuat langit mendung pun ikut cerah saat mendengarnya, dengan santai kamu menyanyikan lagu “Someday” dengan mata tertutup dan rambut yang tertiup angin, sukses membuatku jatuh cinta padamu sekali lagi.



Mataku terbelalak saat mendengar pengakuanmu, ternyata kamu bukanlah hanya seorang gadis kota , tetapi ternyata kamu juga seorang penyanyi disana. Pengakuan yang membuat kekangumanku padamu bertambah sekaligus membuat hatiku diserang beribu jarum yang tidak kenal ampun. Kenapa dunia kita terlalu berbeda? Kepada siapakah aku harus marah disaat aku telah jatuh kedalam pesonamu? Fakta bahwa kamu seorang gadis kota saja sudah cukup memusingkan untukku, sekarang yang lebih membuatku frustasi adalah fakta bahwa kamu seorang penyanyi, membuat jarak kita semakin jauh, seakan tidak bisa menggapaimu sekuat apapun aku berusaha.



Tak pernah terbesit sedikitpun dikepalaku bahwa ini adalah saat terakhir aku bisa bertemu denganmu, mungkin pernah terpikirkan, tapi aku selalu membuang pikiran itu jauh-jauh karena aku tahu itu hanya akan menyakitiku, pertemuan singkat ini biarlah kita jadikan kenangan, terlalu sedikit memori yang kamu berikan padaku, tapi terlalu banyak memori yang bisa kuingat. Berlebihankah jika aku berharap kamu juga memiliki perasaan pada laki-laki sepertiku? Apakah aku berdosa jika berharap kamu memiliki debaran jantung yang sama kencangnya dengan jantungku saat kulit kita menyentuh satu sama lain? Mungkinkah aku bermimpi jika suatu saat kamu akan mengingatku meski hanya sedetik?



Tak pernah bisa ku artikan tatapan teduhmu dan lirikan manja yang kamu berikan padaku, aku terlalu takut berandai-andai karena aku sangat takut jika suatu hari kamu menghempas perasaanku yang telah terbang tinggi. Hingga detik terakhir waktu pertemuan kita, membangunkanku kedalam bawah sadar yang selama ini telah tertidur, menjadi boomerang yang siap menyakitiku karena aku tidak pernah menyadari perlakuan khusus darimu selama ini, maaf selama ini aku tidak pernah sadar, kebodohan dan keluguanku membuatku kehilangan kesempatan yang telah ada didepan mata. Tak pernah terpikiran diotakku mengapa seorang penyanyi sepertimu bisa jatuh cinta pada lelaki sepertiku, membuatku jatuh cinta pada ketulusanmu mencintaiku. 



Perpisahan ini sukses menggoreskan luka dihatiku saat melihatmu semakin menghilang dikejauhan, bagaikan tidak puas, kamu juga menambahkan  garam di lukaku  saat sebutir air bening berhasil menembus pipi merahmu. Membuatku frustasi dan berharap semua ini hanyalah mimpi, pertemuan singkat kita yang sungguh menyakitkan. Namun aku percaya, ada hikmah disetiap kejadian, kita hanya perlu lebih sering mensyukurinya .




Otakku berputar 5 kali lebih keras saat nenek memberitahuku sebuah alasan mengapa kamu dikirim kedesa ini, membuat  senyumanku mengembang setelah  beberapa hari ini kebahagiaanku seakan hilang ditelan bumi. Mungkin inilah kesempatan ke-2 ku, kesempatan yang tidak akan ku sia-siakan lagi, aku akan merebut hati yang sejak awal adalah milikku, melamarmu tanpa memikirkan jarak status kita yang terlampau jauh, siap atau tidak, aku akan datang, menjadi pendamping hidupmu dan ayah dari anak-anak kita. Aku mencintaimu gadis kotaku.




*Hidden Part*

Pagi itu aku kembali mengenang kenangan kita dikebun ini, membuat luka dihatiku semakin melebar saja, membuat sebutir air sukses menembus pertahanan yang telah dibuat oleh pelupuk mataku, tapi tiba-tiba nenek datang menghampiriku dan menceritakan alasan mengapa kamu bisa berada didesa seperti ini.



Mungkin salahku yang tidak mengenalmu, mungkin salahku juga tidak mengingat suara merdumu yang telah ada sejak kita masih kecil dulu, ya, kamu adalah teman sepermainan yang dulu pernah berkunjung kedesa ini dan membuatku jatuh cinta, kamu adalah cinta pertamaku. Dan yang membuatku tercengang adalah pertunangan yang telah lama nenek siapkan untuk kita, membuat keputus-asaan ku berubah menjadi semangat untuk mengejar cinta yang dari dulu telah menjadi milikku. Bedanya sekarang aku telah yakin dengan keputusanku, aku akan menjadi fansmu, menjadi pahlawanmu, menjadi sahabatmu, sekaligus menjadi suamimu.



“Tunggu aku, meski hanya dengan sebuket bunga mawar, aku yakin kamu akan bersedia menjadi istriku”



                                                      The EnD